Isi akhir pekan dengan menonton 5 film edukasi

Menonton film edukatif menjadi salah satu alternatif hiburan di akhir pekan.

Sebuah studi oleh Journal for Learning Through the Arts menunjukkan bahwa film dapat membantu seseorang memahami dan membedakan pesan moral karakter.

Meski tujuannya untuk menghibur, film juga bisa menginspirasi dan mengembangkan pengetahuan dari sudut pandang orang lain.

Baca Juga: 5 Drama Korea Selatan Ini Bisa Membangkitkan Semangat Belajar Siswa

Oleh karena itu Kompas.com menyatukan lima film yang dapat menginspirasi peserta kelas, pendidik dan orang tua

pada akhir pekan di dunia pendidikan.

  1. X + Y (Pikiran muda yang brilian)

Bagi penikmat film laga dengan sedikit romansa, film ‘X+Y’ karya Morgan Matthews bisa menjadi pilihan untuk menghabiskan akhir pekan.

Dapatkan informasi, inspirasi, dan wawasan ke dalam email Anda.
email pendaftaran

Nathan Ellis (Asa Butterfield) adalah seorang remaja asal Inggris yang pandai matematika namun memiliki gangguan spektrum autisme.

Sejak kecelakaannya, Nathan menikmati “bermain” dengan angka, termasuk bilangan prima. Oleh karena itu, ia pun ikut seleksi dan menjadi wakil Inggris untuk mengikuti International Mathematics Olympiad.

Nathan dan ibunya Julie (Sally Hawkins) pergi ke Taiwan untuk pelatihan. Di sanalah Nathan belajar mengungkapkan perasaannya dengan kata-kata

, yang merupakan tantangan besar bagi kebanyakan orang dengan autisme.

Melalui film ini, penonton dapat melihat perjuangan Nathan dan lingkungan positif yang diciptakan oleh orang tua dan teman-temannya.

  1. Juara Naura dan Genk

Melanjutkan konsep drama musikal seperti The Adventures of Sherina, Eugene Panji menghadirkan film keluarga yang berbicara tentang perwakilan tiga siswa yang berpartisipasi dalam kompetisi sains.

Naura, Okky dan Bimo adalah rekan satu tim yang dipilih untuk mewakili sekolahnya dalam kompetisi di acara Creative Camp di Situ Gunung, Sukabumi, Jawa Barat.

Namun dalam perjalanannya, ketiga sahabat tersebut harus menghadapi Trio Cunning, sekelompok sindikat perdagangan satwa liar.

Kisah “Naura dan Genk Champion” dapat menggambarkan hasil kreativitas dan perjalanan sebuah kompetisi dengan menyampaikan nilai cinta lingkungan.

  1. Suku cadang pengganti

Film yang diangkat dari kisah nyata ini menceritakan tentang perjuangan tim robotika untuk mengikuti kompetisi robotika bawah air di University of California.

Tidak seperti para pesaingnya di kompetisi robotika, tim bernama Robotics Carl Hayden Community High School tidak memiliki modal yang cukup untuk membeli suku cadang.

Selain itu, tim juga terdiri dari siswa bermasalah, sehingga magang di sekolahnya yang mengawasi pembuatan robot ini, Fredi Cameron (George Lopez), harus menemukan cara untuk menghadapi tantangan yang berbeda.

Baca Juga: 7 Rekomendasi Film Jurusan untuk Menemani Liburan di Rumah

Menonton film ini dapat memotivasi baik siswa maupun guru untuk tetap berkarya ditengah keterbatasan dan tantangan yang ada.

  1. Kartini

Kartini adalah film biografi tentang salah satu tokoh emansipasi wanita di Indonesia, R.A. Kartini (Dian Sastrowardoyo).

Kartini berasal dari keluarga bangsawan, tetapi tidak nyaman dengan semua tradisi turun-temurun dan juga berjuang untuk menyetarakan hak semua orang, terutama hak atas pendidikan bagi perempuan.

Film ini juga menceritakan bagaimana Kartini dan dua saudara perempuannya, yaitu Roekmini (Acha Septriasa) dan Kardiah (Ayushinta), berjuang untuk memulai sekolah bagi masyarakat miskin dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.

  1. Taare Zameen par

“Every child is special” adalah salah satu lirik yang ditampilkan di poster film “Taare Zameen Par”.

Ungkapan tersebut merangkum keseluruhan inti dari film ini bahwa setiap anak, khususnya dalam bidang parenting, memiliki spesialisasinya masing-masing.

Karena dalam “Taare Zameen Par”, seorang guru seni bernama Ram Shankar Nikumbh (Aamir Khan) melihat potensi pada muridnya Ishaan Awasthi (Darsheel Safary), yang dianggap oleh semua orang bodoh karena tidak bisa membaca atau menulis.

Meski Ishaan memiliki gejala disleksia, ia kesulitan mempelajari hal-hal baru dibandingkan anak-anak lain.

Namun, Ram mengatasi ini dengan mengajari Ishaan cara menulis dan membaca perlahan.

Berkat semangat dan perhatian Ram, Ishaan akhirnya menemukan keterampilan apa yang sebenarnya bisa dikembangkan dalam dirinya.

LIHAT JUGA :

indonesiahm2021.id
unesa.id
unimedia.ac.id
politeknikimigrasi.ac.id
stikessarimulia.ac.id
ptsemenkupang.co.id